DI dekat lubang menganga yang siap menerima jasad itu terdapat beberapa meja persembahan. Di atas meja-meja itu orang meletakkan ayam, beras, sayur-mayur, dan kueh-kueh, serta jajanan kecil.
Peti jenazah diletakkan hati-hati di dekatnya. Pendeta yang memimpin upacara meneliti
langit penuh konsentrasi, karena peti jenazah itu baru boleh dimasukkan ke liang
lahat bila posisi matahari dianggap baik. Hari yang paling baik untuk penguburan pun sudah dipilih dan ditentukan dengan seksama.
Akhirnya tibalah saatnya. Pendeta memberikan tanda tertentu. Orang bersiap-siap karena peti jenasah, yang sedari tadi menunggu, sudah dapat dimasukkan ke liang lahat. Pertama-tama, orang meletakkan mata uang logam di dasar liang lahat itu. Bukan pula sesen atau dua sen; mata uang rijksdaalder (dua setengah gulden) yang diberikan sebagai bekal perjalanan orang yang meninggal itu!
Peti itu tidak boleh menyentuh tanah. Karena itulah orang mengalasi liang lahat tadi dengan mata uang perunggu, perak dan bahkan, emas. Jenis dan besarnya mata uang yang disebarkan di lantai liang lahat itu tentunya tergantung dari status dan kekayaan orang yang meninggal dan
sanak-saudaranya.
Setelah tanah di dasar lubang itu tidak lagi tampak, beberapa lelaki kuat mengangkat peti yang berat itu. Semua wanita yang hadir mulai menangis kencang dan meratap. Ramai-ramai mereka menyerukan agar yang meninggal tadi berdiri dan sekali lagi, untuk terakhir kalinya, menemani mereka makan dan minum. Akan tetapi, tak terdengar suara apa pun dari peti jenasah itu. Untunglah.
Begitulah sekelumit upacara penguburan seorang China kaya yang dikisahkan seorang anak Belanda di Batavia dalam buku Gerda C Van der Horst van Doorn berjudul Wim Terhorst en zijn vriend Sarip (Amsterdam: JJ Kuurstra. 1946).
Sumber:http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=167111
Labels:
Info
Thanks for reading Uang Disebar di Liang Lahat. Please share...!
0 Komentar untuk "Uang Disebar di Liang Lahat"
Tanggapan Anda Gimana?