Banyak faktor yang menyebabkan runtuhnya sebuah hubungan, salah satunya adalah penyakit. Diantara semua penyakit yang ada, ternyata stroke adalah penyakit yang paling banyak merusak hubungan suami istri.
Dr Assumpta Ryan dan Hilary Thompson dari Ulster's Nursing Research Institute, baru-baru ini melakukan studi terhadap 16 pasangan menikah usia 33 hingga 78 tahun yang memiliki penyakit diantaranya diabetes, jantung dan stroke. Dari hasil studi diketahui bahwa penyakit stroke adalah penyakit yang paling besar pengaruhnya terhadap hubungan rumah tangga.
Dampak yang paling besar dari penyakit stroke terhadap sebuah hubungan adalah kemampuan seksual yang menurun. Pasangan yang salah satunya mengidap stroke akan lebih mudah marah, frustasi, kelelahan dan tidak memiliki kepercayaan diri serta libido yang kurang dalam berhubungan seksual.
"Semua orang sepakat bahwa stroke adalah penyakit yang paling mengubah kehidupan seseorang. Pasangan yang fondasinya tidak kuat akan sangat mudah rapuh dan terpukul jika melihat pasangannya terkena stroke. Mereka juga tidak akan kuat menanggung beban untuk mengurus segala kebutuhannya baik fisik maupun mental. Hubungan mereka bukan hubungan suami istri lagi tapi sudah berubah menjadi suster dan pasien," tutur Dr Ryan seperti dilansir Sciencedaily, Rabu (6/1/2010).
Dalam Journal of Clinical Nursing, para partisipan mengaku bahwa penyakit stroke telah mempengaruhi semua aspek kehidupannya mulai dari fisik, psikis, sosial dan emosional.
"Sejak menderita stroke, istri saya sudah tidak bisa lagi membuatkan kopi, tidak memakai baju menarik, tidak berdandan, tidak mengurus rambutnya dan menjadi lebih protektif serta cepat marah. Semuanya berubah, terkadang terbesit dalam benak saya mengapa ia harus terkena stroke?" kata seorang pria 53 tahun.
Sebuah studi pernah menyebutkan bahwa suami lebih tega meninggalkan istri saat kondisi sakit daripada sebaliknya.
"Stroke terbukti merusak hubungan, untuk itu sangat penting bagi setiap orang untuk mengantisipasinya. Stroke bisa menyerang pada umur berapa saja, bahkan dalam studi kami ada partisipan yang sudah mendapat stroke di umurnya yang masih 30-an tahun," kata Thompson.
Menurut studi yang didanai oleh Northern Ireland Chest Heart and Stroke, langkah terbaik adalah mencegah terjadinya stroke dengan menjalani pola hidup sehat diantaranya mengontrol asupan kolesterol dan rajin berolahraga. Tapi bagi seseorang yang sudah memiliki pasangan stroke, ada baiknya mengunjungi konsultan dan psikolog agar mendapatkan dukungan dan teknik merawat pasangan stroke secara tepat dan efektif.
Sumber: http://health.detik.com/read/2010/01/06/114716/1272551/763/penyakit-stroke-paling-banyak-merusak-hubungan
Dr Assumpta Ryan dan Hilary Thompson dari Ulster's Nursing Research Institute, baru-baru ini melakukan studi terhadap 16 pasangan menikah usia 33 hingga 78 tahun yang memiliki penyakit diantaranya diabetes, jantung dan stroke. Dari hasil studi diketahui bahwa penyakit stroke adalah penyakit yang paling besar pengaruhnya terhadap hubungan rumah tangga.
Dampak yang paling besar dari penyakit stroke terhadap sebuah hubungan adalah kemampuan seksual yang menurun. Pasangan yang salah satunya mengidap stroke akan lebih mudah marah, frustasi, kelelahan dan tidak memiliki kepercayaan diri serta libido yang kurang dalam berhubungan seksual.
"Semua orang sepakat bahwa stroke adalah penyakit yang paling mengubah kehidupan seseorang. Pasangan yang fondasinya tidak kuat akan sangat mudah rapuh dan terpukul jika melihat pasangannya terkena stroke. Mereka juga tidak akan kuat menanggung beban untuk mengurus segala kebutuhannya baik fisik maupun mental. Hubungan mereka bukan hubungan suami istri lagi tapi sudah berubah menjadi suster dan pasien," tutur Dr Ryan seperti dilansir Sciencedaily, Rabu (6/1/2010).
Dalam Journal of Clinical Nursing, para partisipan mengaku bahwa penyakit stroke telah mempengaruhi semua aspek kehidupannya mulai dari fisik, psikis, sosial dan emosional.
"Sejak menderita stroke, istri saya sudah tidak bisa lagi membuatkan kopi, tidak memakai baju menarik, tidak berdandan, tidak mengurus rambutnya dan menjadi lebih protektif serta cepat marah. Semuanya berubah, terkadang terbesit dalam benak saya mengapa ia harus terkena stroke?" kata seorang pria 53 tahun.
Sebuah studi pernah menyebutkan bahwa suami lebih tega meninggalkan istri saat kondisi sakit daripada sebaliknya.
"Stroke terbukti merusak hubungan, untuk itu sangat penting bagi setiap orang untuk mengantisipasinya. Stroke bisa menyerang pada umur berapa saja, bahkan dalam studi kami ada partisipan yang sudah mendapat stroke di umurnya yang masih 30-an tahun," kata Thompson.
Menurut studi yang didanai oleh Northern Ireland Chest Heart and Stroke, langkah terbaik adalah mencegah terjadinya stroke dengan menjalani pola hidup sehat diantaranya mengontrol asupan kolesterol dan rajin berolahraga. Tapi bagi seseorang yang sudah memiliki pasangan stroke, ada baiknya mengunjungi konsultan dan psikolog agar mendapatkan dukungan dan teknik merawat pasangan stroke secara tepat dan efektif.
Sumber: http://health.detik.com/read/2010/01/06/114716/1272551/763/penyakit-stroke-paling-banyak-merusak-hubungan
Labels:
Artikel
Thanks for reading Penyakit Stroke Paling Banyak Merusak Hubungan. Please share...!
ingat jaga makan sejak dini itu sangat penting bagi kesehatan anda.
ReplyDelete