Menyebut nama Cher Wang, maka ingatan orang akan berlabuh pada
smartphones HTC yang menjadi pesaing berat Samsung. Tak heran, sebab
dialah pemilik pabrik HTC sekaligus inovator lahirnya chipset
terintegrasi VIA Technologies, raksasa produk telekomunikasi dunia.
Cher mendirikan pabrik HTC Corporation atau High Tech Computer
Corporation. pada 1997. Ketika itu, fokus Cher Wang belumlah ke
smartphones tetapi pada pembuatan notebook. Sayangnya, bisnis notebook
tengah redup, sementara persaingan sangat ketat. Cher pun mengalihkan
fokusnya dengan mengembangkan smartphones.
Ponsel pertama yang dibesut Cher adalah smartphone dengan sistem operasi
windows mobile. Namun, penjualan produk pertama ini sempat tersendat.
Alhasil, Cher banting setir dan memutuskan mengusung smartphone dengan
sistem operasi Android.
Sebuah keputusan yang tepat, karena HTC bisa menyodok pasar. Sebagai
vendor pertama yang memproduksi handset berbasis sistem operasi yang
didukung Google, hingga membangun telepon bermerek Google sendiri, Nexus
One. Cher meraih sukses besar dan mengantarkan perusahaannya menjadi
terdepan.
Dunia usaha sesungguhnya bukanlah hal asing bagi Cher. Ayahnya, Wang
Yung-Ching, seorang pengusaha sukses dan dikenal sebagai konglomerat
Formosa Plastics Group. Cher pun sering disebut sebagai putri taipan
kaya. Dari ayahnya lah dia banyak belajar mengelola bisnis dan memiliki
semangat pantang menyerah.
Meski berasal dari keluarga kaya, kehidupan Cher amatlah sederhana dan
tak pernah bergaya glamor. Bahkan, wanita kelahiran 14 September 1958
ini, dikenal sangat dermawan. Cher kecil memang diajarkan oleh ayahnya
untuk berbuat kebaikan kepada sesama. Kerap kali dia diajak oleh ayahnya
untuk berkunjung ke rumah sakit setempat. Di rumah sakit itu, ayahnya
sering mengucurkan bantuan.
Hal inilah yang kemudian sedikit mempengaruhi jalan kehidupan Cher. Dia
pun memiliki empati yang tinggi terhadap orang-orang yang kurang
beruntung. Tak heran, ketika kesuksesan diraihnya, dia menaruh perhatian
pendidikan. Pada 2011, dia menyumbangkan dana sebesar US $ 28.100.000
untuk pembangunan Guizhou Forerunner College, sebuah perguruan tinggi
amal yang ada di Barat Daya China.
Selepas sekolah menengah, Cher dikirim ke Oakland, California untuk
belajar di College Preparatory School. Setelah itu ia melanjutkan ke
Universitas California. Ayahnya memang sengaja mengirim Cher ke luar
Taiwan, karena dia ingin anak-anaknya mendapat pengalaman yang
berbeda-beda dan dapat melihat kehidupan lain di luar negaranya. “Ayahku
memang sangat ketat dalam mendidik anak-anakny,'' cerita.
Setelah lulus kuliah, Cher kembali ke Taiwan. Meski ayahnya memiliki
perusahan, Cher malah memilih bekerja di perusahaan lain. Dia diterima
bekerja di First International Computer, perusahaan pembuat komponen
komputer dan elektronik di Taiwan pada 1982. Selagi dia mengangkat
komputer yang akan dijual, terbersit dipikirannya, seperti apa jadinya
jika perangkat canggih tidak seberat itu.
Setelah lima tahun bekerja, revolusi hidupnya pun terjadi. Dia
memutuskan mendirikan perusahaan komputer pembuat chipset bernama Via
Technologies bersama suaminya, Wen Chi Chen. Dalam memimpin usahanya,
Cher menekankan pada inovasi produk, menyesuaikan kemampuan dengan apa
yang diinginkan. Baginya, inovasi sangat penting untuk kelanjutan sebuah
usaha.
Berada di Balik layar
Pada Pekan KTT APEC 2013 lalu, kehadiran Cher di Bali menyedot perhatian
besar. Reputasinya di HTC menempatkan Cher sebagai salah satu perempuan
yang paling berkuasa dan sukses dalam industri teknologi.
Para pemimpin APEC, mendaulat Cher sebagai anggota Dewan Penasihat
Bisnis APEC (ABAC). Dewan inilah yang setiap tahun memberi rekomendasi
kepada para pemimpin 21 anggota APEC untuk meningkatkan liberalisasi
perdagangan dan investasi di Asia Pasifik.
Pengalaman dan wawasannya yang luas tentang tren teknologi dan
kewirausahaan membuat kata-katanya ditunggu banyak orang. Meski
demikian, Cher mengaku tak begitu suka diperhatikan banyak orang. “Aku
lebih suka menjadi orang yang berada di balik layar. Aku tak perlu
menjadi pusat perhatian,” katanya.
Bagi Cher, Indonesia adalah negara yang mengagumkan. Karena itulah, Cher
ingin sekali menanamkan investasinya di Indonesia. “Saya ingin
berbisnis di Indonesia.” Bisa dimaklumi, jika keinginan itu ter cetus.
Sebab, Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar berbagai produk HTC.
"Indonesia merupakan pasar penting bagi kami,” sambungnya.
Atas sepak terjangnya dalam membesarkan bisnis, Cher sempat dianugrahi
penghargaan sebagai eksekutif muda yang layak dipantau pada tahun 2005.
Dia juga dinobatkan sebagai wanita terkaya di Negeri Ginseng pada tahun
2011 oleh Majalah Forbes dengan nilai kekayaan mencapai USD8,8 miliar.
(lan)
Labels:
Teknologi
Thanks for reading Ini dia Wanita Tangguh yang ada DIBALIK Kesuksesan HTC . Please share...!
beliau bisa jadi inspirasi para wanita2
ReplyDeleteSangat menginspirasi ..
ReplyDeleteTerimakasih banyak informasinya gan ....