Gerakan mematikan ponsel selama dua jam, yakni pukul 10.00 WIB – 12.00 WIB digagas oleh Harja Saputra. Ide untuk menunjukkan ‘kekuatan’ rakyat pengguna ponsel ditujukan bagi para pihak ‘berwajib’ yang ternyata tak bisa apa-apa menanggapi keluhan pelanggan, yang juga masyarakat Indonesia itu sendiri.
Alasan gerakan Konsumen ponsel Indonesia
BRTI tak becus! Bukan hanya 100-200 laporan yang sudah masuk, bahkan jumlahnya sudah lebih dari 9.000 laporan. Tapi, pengaduan yang diterima BRTI itu tak kunjung selesai alias masih terus berlanjut.
Apalagi BRTI yagn dibentuk UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Sebagaimana di dalam negara yang menganut paham demokrasi, poros utamanya adalah rakyat. Apalagi BRTI dibiayai oleh uang rakyat, yakni APBN. Jadi kalo BRTI ga bisa kerja dengan baik, pantaskah kita meminta BRTI dibubarkan? Tentu saja, bubarkan BRTI!
Kedua, iklan yang diterima bisa saya bilang 100% semuanya sampah! Saya setuju dengan pendapat Harja Saputra yang menyatakan iklan-iklan itu tak informatif, tak ada faktor hiburan dan kredibilitasnya tak dijamin. Padahal, pengguna ponsel di Indonesia harus membayar pulsa lebih mahal jika dibanding negara-negara lain. Konsumen berhak untuk menolak dikirimi iklan terus.
Saya tambahin ya: Udah gitu sinyal putus-putus, antara ada dan tiada. Janjinya nelpon sepuasnya, tapi tiap 30 menit mati. Belum lagi yang janji internetnya bisa up to 256Mbps (gak usah muluk2 1Mbps deh). Nyatanya, banyak yang gak bisa konek tuh di tempat saya, padahal sinyal FULL HSDPA SEMUA!
Terakhir, untuk membuat si operator dan pihak2 yang diuntungkan dari pulsa itu kapok, maka Harja Saputra beserta komunitasnya mengajak konsumen untuk melaksanakan aksi protes pada Sabtu (15/10) besok selama dua jam pada pukul 10.00 WIB – 12.00 WIB.
Memang sih kalau cuman beberapa ratus orang mungkin tak akan terasa. Tapi kalau puluhan juta pengguna, pasti bakalan kerasa. Dan rentang waktu dua jam, cukup untuk membuat shock terapi. Kalau masih bandel juga, saya setuju untuk mematikan handphone seharian penuh!
Ketiga poin yang sudah saya sebutkan diatas jika dirangkum maka intinya:
1. Bubarkan BRTI
2. Luncurkan SIM card bebas iklan
3. Matikan HP bersama-sama 15 Oktober besok selama 2 jam (10.00 WIB-12.00 WIB)
Gerakan serentak ini akan membuat operator jera. Yang bikin ulah kan Content Provider, kenapa si Operator yang ‘dipukul’? Sederhana saja, kita selama ini kan belinya di operator. Dan si CP bisa mengirimkan konten kan melalui operator. Jadi, kita sebagai konsumen tak mau tau apa yang terjadi dengan si CP dan si Operator, yang kita mau adalah Operator bertanggung jawab. Tapi keduanya serasa saling menyalahkan dan lepas tangan. Brekele kan?
Gerakan ini cuma spam yang gak jelas? Siapa bilang? Gerakan ini sudah sampe masuk TV One (live), Apa Kabar Indonesia (AKI) pagi, majalah Nova, kaskus.us, detikinet.com, , kompasiana, tribunnews.com, okezone.com, dan masih banyak sumber yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Intinya gerakan ini bukan bohongan, gerakan ini gerakan sungguhan yang bertujuan supaya suara kita didengar oleh ‘Si kaya pencuri pulsa’.
Yang tak kalah penting, masih ingat sms penipuan “mama butuh uang buat operasi” kan? Nah, untuk menghindari oknum tak bertanggung jawab yang memanfaatkan kesempatan saat HP kita off, lebih baik kabari semua kerabat yang sekiranya akan menghubungi Anda.
NB: Saya juga lihat tuh si BRTI, para operator, mereka semua dipecundangi oleh Pak Karni Ilyas di acara Jakarta Lawyers Club yang bertemakan (kalau ga salah) Pulsa kami dicuri pengusaha kaya.
Sumber: Kaskus dan Voice of Humanism.
0 Komentar untuk "Yuk Bikin Operator Kapok, Matikan HP Selama 2 Jam 15 Oktober Besok"
Tanggapan Anda Gimana?